Thursday, June 7, 2012

PERPISAHAN YANG MANIS



Aku baru saja selesai makan siang dengan sahabat-sahabatku di sekolah, Manda dan Robin. Kami akan makan siang bersama lagi setidaknya satu tahun dari sekarang, karena mulai besok aku akan meninggalkan negeri ini untuk belajar ke luar negeri. Ya, beberapa bulan lalu kita mengusahakan beasiswa ke London. Sungguh keberuntungan bagiku, setelah belajar dengan keras sampai-sampai adik laki-laki dan perempuanku memanggilku penguasa mayat hidup, akhhirnya aku telah menerimanya. Aku tidak bisa membicarakan tentang sahabat-sahabatku.
             “Aku akan sangat merindukanmu, ka,” Manda berkata, Dengan memelukku. Ini perpisahan kami karena dia tidak bisa menemaniku ke bandara besok pagi. Untuk beberapa bulan ini, Manda dan Robin pergi ke universitas yang sama tapi mengambil jurusan yang berbeda, dan minggu ini mereka akan menghadapi ujian tengah semester mereka. “jaga diri baik-baik di london”, dia meneruskan perkataannya dan menghapus matanya dengan sehelai tisu.
            Setelah Manda pergi dengan bus kecil, aku dan Robin berjalan menuju ke sebuah rumah makan dimana kami makan siang yang tempatnya dekat dengan rumah kita. 10 menit telah berlalu dan tidak ada sepatah katapun dalam perbincangan kita. Keheningan yang luar biasa, datang dari Robin.
            “apakah angin menelan suaramu?” Aku bertanya padanya dengan malas.
            “apa?” dia mengerutkan dahi.
            “ini tidak sepertimu. Kamu terlalu diam hari ini. Jangan bilang kamu pun ingin menangis.,” aku menggodanya, tersenyum.
            “tidak, aku tidak ingin menangis, bagaimanapun sedihnya aku.”
            Aku meraba-raba sakuku untuk mengambil handphoneku. Handphoneku tidak ada. “oh, ayolah.” Aku mengecek tasku, tetapi handphoneku tidak ada juga.
            Robin, yang telah berjalan dan berada didepanku, berhenti dan memutar balik. Dia telah melihat kepanikan di wajahku, karena dia bertanya, “ada apa?”.
            aku bilang. “handphoneku. Aku tidak bisa menemukan handphoneku dimana-mana,” .
            “wah, kamu jangan sembarangan,” dia mendekatiku dan berkata, “sudahkah kamu mengecek di sakumu, tasmu, semuanya, secara hati-hati?”
            Aku mengangguk.
            Dia mengecek di dalam tasku, karena tidak percaya.  Dia bilang, “benar tidak disini.” Kita berdua terdiam sekarang. “ah, jika aku tidak salah, sebelum kita makan siang Manda meminjam handphonemu untuk menelphone ibunya. Sudahkah kamu memintanya untuk mengembalikannya, sudahkah?
            “sudahkah aku?” aku mengulangi, tak percaya.
            Dia menggelengkan kepalanya dan mulai memutar nomor telepon pada handphonenya.
            “Yah, handphonenya ada padanya,” dia berkata setelah berbicara dengan Manda. “Kamu bisa pulang sekarang. Aku akan kerumahnya dan mengembalikan handphonemu besok.”
***
            Setelah orang tuaku berbicara denganku untuk memberiku beberapa nasehat tentang kepergianku ke luar negeri, semuanya pergi tidur. Dua jam telah berlalu. Aku telah mencoba meutup mataku tetapi keduanya tetap saja terbuka. Aku mengecek handphoneku, ternyata menunjukkan jam 12.10 dini hari.
            Aku duduk di atas tempat tidur dan melihat ke adik perempuanku,  yang telah tertidur. Aku tersenyum, menyadari bagaimana aku akan sangat merindukannya. Aku akan merindukan saat-saat aku membantu mengerjakan PRnya, saat dia membicarakan teman lelakinya dan laki-laki yang dia sukai. Kita bukan hanya sekedar adik kakak namun juga seorang sahabat.
            Aku ingin bangun pagi-pagi di pagi hari. Tapi malah mencoba lagi untuk jatuh dan tidur, aku berjalan keluar dari kamar tidur, dengan membawa handphone bersamaku.
            Aku pergi ke ruang tamu dan duduk di kursi. Aku melihat dengan sungguh-sungguh pada setiap sudut ruangan. Rumah Ini sederhana dengan orang-orang yang tinggal di dalamnya lebih dari dua puluh tahun, akan sangat aku rindukan sesegera ketika aku mendarat di negeri lain.
            Meskipun rumah ini kecil, namun penuh kehangatan cinta dan perhatian dari orang tuaku. Dirumah ini aku mempelajari tentang kesempurnaan dibelakang kesederhanaan, ini berarti kaya bukanlah berapa banyak jumlah uang yang kamu miliki.  Di rumah ini aku telah membangun mimpi-mimpiku dan memotivasi untuk mencapai mimpi-mimpiku suatu saat.
            Aku masih kelihatan kekanak-kanakan ketika handphoneku berbunyi. Itu pesan teks dari Robin.
            Aku di depan rumahmu. Tolong keluar jika kamu belum tidur. Aku akan menunggu 15 menit. Jika kamu tidak datang, aku akan menganggap kamu sudah tidur.
            Setelah aku selesai membaca pesannya, aku pergi keluar rumah.
            “hei, apa yang kamu lakukan disini pada jam segini?” aku menyambutnya.
            Dia tersenyum. Sebuah senyuman yang selalu membuat hatiku berdenyut lebih cepat belakangan ini. Dia duduk di atas bangku, dibawah pohon di depan rumahku. Aku berjalan mendekatinya dan duduk disampingnya.
            “Maaf jika aku telah mengganggumu. Aku hanya ingin…aku ingin…er, aku akan menyampaikan sesuatu sebelum kamu pergi. Aku telah memikirkannya berkali-kali. Er…aku tidak akan memaksamu untuk menjawab atau melakukan sesuatu. Sebagian besar orang tidak menyesali apa yang telah mereka lakukan, tetapi apa yang tidak mereka lakukan. Aku hanya tidak ingin menjadi satu dari mereka. Aku juga telah…”
            “Tunggu,” aku menyela sebelum dia meneruskan pembicaraannya, “sebenarnya apa yang ingin kamu bicarakan kepadaku, terus ini sudah terlalu malam?”
            Dia tertawa. “kamu selalu saja seperti itu. Langsung pada intinya.”
            “Yah, khasku sepeti itu,” aku menjawab, dan tersenyum.
            “ Baiklah,” dia terbatuk sedikit, kemudian melanjutkan, “aku hanya ingin kamu tahu.” Dia membalak ke dalam mataku, dan aku membalak kepadanya. “Aku jatuh cinta padamu.”
            Aku masih terbelalak padanya. “baiklah, jika kamu berfikir ini lucu, tapi ini tidak, untuk semua,” aku berkata sangat serius.
            “aku mengira demikian juga, karena aku tidak bercanda.” Untuk beberapa waktu kami terdiam.
            “kamu serius, kemudian,” aku berbicara, memecahkan keheningan.
            “Seratus persen.”
            “Benarkah. Tapi kenapa? Maksudku kenapa kamu… jatuh cinta padaku?”
            “Haruskah ada alasan untuk mencintai seseorang?” dia menjawab ketus.
            “baiklah, sebagian besar orang melakukannya.”
            Dia menggaruk kepalanya. “terus terang, aku tidak tahu sebenarnya kenapa. Tapi jika kamu memaksaku untuk memberikan jawaban, mungkin jawabannya adalah: kesembronoanmu, senyumanmu, keseriusanmu, dan semua tentang kamu.”
            Aku tersenyum dan bertanya, “apakah kamu telah memberitahuku semua yang ingin aku ketahui?” 
            “aku tahu, tapi aku masih menunggu apakah kamu memiliki perasaan yang sama atau…tidak?”
            “haruskah aku menjawabnya?”
            “aku meminta padamu, tolonglah…”
            “baiklah, aku benar-benar tidak tahu sekarang. Kamu menyenangkan dan pasti aku sangat menyukaimu, tapi aku belum yakin apakah aku menyukaimu sebagai teman atau sebagai pacar. Aku benar-benar minta maaf.”
            “kamu tidak perlu meminta maaf.” Dia tersenyum.
            “Ok, ini sudah terlambat sekarang. Kamu harus bangun pagi-pagi, benarkan?”
            Aku mengangguk. ”terima kasih, Bin.” Aku memberinya senyuman terbaikku.
            “Yaka,” dia memanggilku sebelum aku menutup pintunya. “ini akan menjadi kebahagiaanku jika kamu mempercayakanku sewaktu-waktu kamu membutuhkanku untuk berbagi sesuatu bersama. Hati-hati, jagalah kesehatan dan jangan pernah merasa sendiri, ok?!”
            Aku tertawa. “Pasti”.
            “Selamat tinggal, Yaka. Aku akan merindukanmu.”
            “Sampai jumpa lagi, Bin. Terima kasih untuk malam yang indah ini.”
            Kita saling tersenyum.
             


Terjemahan dari Short Story di dalam Majalah Story dengan Judul Sweet Farewell

Mari Sayangi Bumi


Naila kurniasih *
Mahasiswi Fakultas Humaniora dan Budaya
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

“Hidupkan bumi, matikan asap rokok dan kendaraan bermesin “.

Hari bumi yang bertepatan pada tanggal 22 April bukanlah hari dimana bumi dilahirkan. Namun, hari dimana dunia mencoba untuk menyayangi bumi dengan berbagai cara. Agar bumi dimana manusia berpijak dapat bertahan lama. Hal ini dilakukan karena memang tidak akan ada seorang pun yang tahu kapan bumi itu muncul di dunia. Hanya saja manusia mencoba dengan berbagai kemampuan dan pengetahuannya agar dapat mengetahui bagaimana penciptaan bumi.
  
Sehebat apapun kecerdasan manusia tidak ada yang bisa mengetahui kapan bumi dilahirkan. Namun, ada para ahli mencoba menyebutkan dengan beberapa teorinya yang menyatakan terciptanya bumi secara ilmiah. Karena sesungguhnya hanya Allah sang penciptalah yang tahu kapan bumi ada. Karena itulah manusia tidak akan mengetahuinya secara keseluruhan. Tetapi masih dalam wacana pengetahuan semata agar manusia bisa mensyukuri apa yang telah diberikan kepadanya.
  
Tidak asing lagi ditelinga para pembaca ajakan untuk menyayangi bumi. Namun ajakan hanyalah omong kosong yang tidak jarang orang menolaknya. Hal ini berbeda dengan keadaan kampus Islami yang terletak di kota malang. Meskipun hanya dalam cangkupan masyarakat kecil para aktivis hari bumi di kampus tersebut tidaklah merasa kecil hati. Mereka tetap berusaha keras agar semua civitas akademika di kampus tersebut bisa mengikuti ajakan mereka.

Sebut saja para aktivis tersebut sekelompok mahasiswa yang tergabung di UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) MAPALA TURSINA. Mereka adalah para mahasiswa yang gemar akan dunia alam. Maka untuk menunjukkan kecintaan mereka kepada alam, mereka membuat sebuah acara di hari bumi dengan tema 1 Hari Tanpa Asap (asap rokok atau kendaraan bermesin).

Seluruh akademika kampus tersebut dihimbau untuk tidak berkendara dan merokok di dalam kampus. Namun karena memang bukanlah hal yang biasa dilakukan maka mereka harus bekerja keras untuk menghentikan dan memperingatkan civitas akademika yang masih melanggarnya. Mereka pun tidak jarang mendorong mobil dosen-dosen yang tidak boleh menyalakan kendaraannya di dalam kampus.

Dalam menjalankan tugas tersebut para mahasiswa MAPALA sangat  memegang komitmen yang tinggi, sehingga mereka tidak memandang bulu terhadap siapapun.  Mereka harus mematikan mesin jika ingin masuk kedalam kampus. Tidak jarang para mahasiswa tersebut beradu mulut dengan sebagian orang yang tidak mau mengikuti himbauan mereka.

Cuaca yang sangat panas pada hari itu tidak menyurutkan sedikitpun semangat para aktivis hari bumi. Bahkan banyak mahasiswa yang ikut bergabung dengan para aktivis tersebut. Karena mereka beranggapan bahwa apa yang dilakukan oleh para aktivis memang benar. Kalau manusia ingin alam bersahabat dengannya, maka manusia juga harus menyayangi dan bersahabat dengan alam.

Hari tanpa asap memang sangat berat dilakukan oleh sebagian besar manusia. Akan tetapi, aktivis hari bumi dari mahasiswa UKM MAPALA TURSINA berhasil mewujudkan tekad mereka untuk menjalankan 1 hari tanpa asap. Mereka berharap 1 hari tanpa asap tidak hanya mereka lakukan pada hari bumi saja, namun dihari-hari lainnya juga.
Mereka berharap semoga pelaksanaan 1 hari tanpa asap dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa dan masyarakat di nusantara bahkan di dunia. Agar bumi kita bisa bertahan lebih lama untuk kelangsungan hidup bersama.   






*)  Aktif di Lembaga Kajian Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M)
 UIN Maliki Malang

Mahasiswa Tampil Cantik


Naila kurniasih *
Mahasiswi Fakultas Humaniora dan Budaya
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang


Kepribadian dan kecantikan adalah dua hal yang tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Sebut saja makhluk tuhan yans seksi yakni perempuan. Oleh karena itu, dalam kesehariannya perempuan masih saja bersemangat untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian dan kecantikan. Tidak sedikit perempuan, baik ibu-ibu bahkan mahasiswa pun berani merogoh isi dompet dengan tidak memandang akan kebutuhan yang lain hanya karena ingin tampil berbeda dari pada biasanya.

Akan tetapi merasa tidak percaya diri adalah masalah yang sangat sering sekali dirasakan oleh banyak orang. Universitas Islam Negeri (UIN) Malang menyelenggarakan Workshop  dengan tema “Kepribadian Mahasiswa Berbasis Ulul Albab”. Hal ini bertujuan selain menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa juga diharapkan sebagai bentuk kepedulian UIN Malang terhadap mahasiswanya agar mempunyai kepribadian yang lebih baik dan apik.

Acara workshop yang diselenggarakan oleh kampus UIN Malang ini menyajikan 5 pemateri. Diantaranya para petinggi kampus UIN Malang yakni Rektor UIN(Prof. Dr. H. Imam Suprayogo), Wakil Rektor Bid. Akademik (Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si) dan Wakil Rektor Bid. Kemahasiswaan (Dr. H. Agus Maimun, M.Pd. serta pakar perawatan kulit dan tata rias wajah Nasional (Ibu Emmy Pudji), dan Pakar Kepribadian Nasional (Ibu Aurelia Agatha Sylvia B.B).

Ada satu hal yang menarik dari materi yang disampaikan oleh ibu Aurelia Agatha Sylvia salah satu pakar kepribadian menyatakan ada beberapa hal yang dianggap sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Aurelia menyebutkan satu kepribadian dalam keberlangsungan hidup manusia tidak akan pernah lepas dari sebuah komunikasi. Dengan judul “The Art Of Communication”.



                  
*)  Aktif di Lembaga Kajian Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa
(LKP2M) UIN Maliki Malang

Nasionalisme dari Budaya Indonesia



Negara Indonesia memanglah sangat kaya akan budaya dan adat istiadatnya. Namun, sebagaimana kita ketahui budaya di Indonesia saat ini bahkan dari sejak lama telah mengalami kekrisisan identitas. Lihat saja yang terjadi pada salah satu dari warisan budaya Indonesia yakni “Batik”. Saat ini batik tidak saja ada di Negara Indonesia, tetapi batik telah meluas ke berbagai Negara. Dan parahnya lagi batik tersebut bukan saja keberadaannya yang meluas, akan tetapi hak cipta batik kini telah diakui oleh Negara lain.
Dari permasalahan batik diatas kita bisa menyimpulkan bahwa keberadaan keanekaragaman warisan budaya Negara Indonesia telah mengalami kekrisisan. kita akan bangga dengan apa di depan kita tanpa mau melihat apa yang telah ada dibelakang kita. Padahal sesuatu yang ada di belakang kita adalah hal-hal yang sangat penting untuk kita kembangkan, bukan malah kita mematikannya.
“Sarasehan Budaya” yang diadakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas Humaniora dan Budaya pada tanggal 23 November 2011 mencoba membuka dan mengupas akan kekrisisan budaya di Indonesia. Dalam Sarasehan Budaya tersebut ada beberapa pembicara yang telah mengungkapkan akan pentingnya budaya bagi keberlangsungan dan kesejahteraan sebuah masyarakat di dalam bangsa dan Negara.
Akan tetapi, sekarang budaya dan adat istiadat di Indonesia tidak lagi sebagaimana keadaannya pada masa dulu. Saat ini budaya tidak lagi dijadikan sebagai dasar sebuah pendidikan dan penunjangnya. Karena pemerintah saat ini sudah sangat kurang perhatiannya dalam pengembangan budaya. Bahkan akan ramai pembicaraan dan penguatan akan pengakuan hak cipta dan hak milik dari sebuah budaya apabila ada salah satu Negara yang mengakui satu dari kebudayaan dan produk dalam negeri Indonesia.
Bapak agus sunyoto salah satu pembicara (budayawan) mengatakan betapa pentingnya budaya bagi kelangsungan sebuah Negara. Berawal dari sebuah budayalah bangsa Indonesia ini tercipta dan berkembang dari keterpurukan. Akan tetapi bagaimana Indonesia akan berkembang jika budaya yang menjadikannya lebih baik saja sudah tidak diperhatikan bahkan tidak diturunkan kepada penerus bangsa.




*) Naila kurniasih
Mahasiswa UIN MALIKI Malang, aktif di LKP2M (Lembaga Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Mahasiswa)

INTERNATIONAL ACADEMIC WRITING


 Mahasiswi Fakultas Humaniora dan Budaya
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Jika kamu ingin dikenang maka menulislah”

Kata bijak di atas menggambarkan, bahwa apabila seseorang ingin dikenang suatu saat nanti dia harus memiliki sesuatu yang bisa dikenang. Jika kita menggunakan barang atau benda itu akan hilang atau rusak. Namun jika kenangan tersebut berupa karya tulis maka tidak akan ada matinya, apalagi tulisan tersebut telah dibukukan. Bagaimanapun keadaan dan dimanapun keberadaan tulisan tersebut maka akan jelas siapa yang telah menuliskannya.

Selain untuk dikenang, tulisan juga dapat mengantarkan seseorang kepada kesuksesan semasa didunia. Tidak salah jika ada pepatah yang mengatakan bahwa “buku (tulisan) adalah jendela dunia”. Karena sebagaimana dimaksudkan dalam pepatah tersebut, tanpa harus datang ketempat dan ikut serta dalam suatu peristiwa seseorang akan dapat mengetahuinya dengan baik tak terkecuali di belahan dunia manapun.

Namun tidak semua orang berfikir yang sama, karena setiap orang mempunyai pendapat yang berbeda. Menulis terkadang dianggap tidak penting  bagi sebagian orang, karena mereka menganggap bahwa tulisan hanyalah sebuah goresan tinta yang maknanya sulit untuk diterka.

Hal itu bertolak balik dengan pendapat Dr. Julian Millie mahasiswa asal Australia. Dalam kegiatan International Academic Writing Dr. Julian menjelaskan bahwa menulis merupakan sesuatu yang dapat mengantarkannya pada  sebuah pengetahuan dan kesuksesan yang tiada tara. Beliau telah menguasai berbagai bahasa dengan menulis, diantaranya adalah bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dengan baik. Karena beliau tinggal di Indonesia selama kurang lebih 3 Tahun untuk mengadakan sebuah penelitian.
  
Dr.Julian benar-benar bangga dengan tulisan-tulisan yang pernah ditulisnya karena dengan tulisan itulah ia dapat menjelajah dunia. Sebagaimana yang dipaparkan Dr. Julian dalam kegiatan International Academic Writing yang diselenggarakan oleh Unit Penerbitan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang pada tanggal 09 April 2011 bahwa mengetahui sejarah dan budaya suatu daerah adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan seseorang.
Sebagaimana yang telah dilakukannya, maka Dr. Julian pun memberikan motivasi kepada para peserta seminar International Academic Writing. Agar seluruh mahasiswa yang ada dapat mengikuti jejak Dr. Julian Millie Mahasiswa (School of Political and Social Inquiry, Monash University of Melbourne) tersebut.

Oleh karena itu sebagai mahasiswa dan pelajar hendaknya menulis sebanyak-banyaknya agar dapat memberikan dan menyalurkan pengetahuan yang dimiliki. Dengan begitu maka akan terbuka kesempatan untuk menjelajah dunia dari tulisan yang telah dibuat. Agar semuanya menjadi International Academic Writer seperti Dr. Julian Millie.

*)  Aktif di Lembaga Kajian Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M) UIN Maliki Malang 

My Blog List

Powered by Blogger.

Tags

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India